Jakarta, Beberapa orang malas minum obat. Tapi jika sudah kena penyakit jantung koroner, mau tidak mau harus meminum obat seumur hidup.
"Biasanya harus mengonsumsi seumur hidup. Penyakit jantung tidak sama seperti penyakit diare atau batuk yang sekali atau dua kali minum obat bisa sembuh," ujar dr Raja Adil C. Siregar, MM, Sp.JP, dari RS Bethsaida, dari RS Bethsaida dalam talkshow di Auditorium RS Bethsaida, Gading Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (17/12/2015).
Beberapa pasien yang harus terus mengonsumsi obat mengeluhkan efek sampin seperti sering mengantuk, pusing, kulit gatal, nyeri lengan, nyeri lambung dan lain sebagainya. Karena itu penting untuk mengonsultasikan efek sampingnya pada dokter.
Selain itu, beberapa pasien penyakit jantung harus mengonsumsi banyak jenis obat. Namun ada pula yang diperbolehkan untuk mengurangi jumlahnya. Mengapa bisa demikian? Lagi-lagi ini tergantung pada kondisi pasien. Dokter yang akan mengevaluasi untuk memutuskan apakah obat yang dikonsumsi bisa dikurangi.
Yang lebih penting adalah menjaga kesehatan agar tidak mudah terkena penyakit jantung koroner."Terdapat 5 cara untuk mengubah gaya hidup agar dapat terhindar dari penyakit jantung kroner yaitu seimbang gizi, enyahkan rokok, hindari/atur stres, awasi tekanan darah, dan teratur berolahraga. Jika disingkat menjadi SEHAT," lanjut dr Raja.
Penyakit jantung koroner yang juga dikenal dengan istilah penyakit jantung iskemik ini menjadi penyebab kematian nomor dua setelah penyakit stroke. Menurut Federasi Jantung Dunia, angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara sendiri mencapai 1,8 juta kasus pada tahun 2014.
Gejala penyakit jantung koroner diantarantara lain sesak napas, sering mengeluh pusing, dada terasa nyeri, dan detak jantung yang tidak beraturan. Biasanya, gejala tersebut akan sering muncul setelah pasien melakukan aktifitas fisik. Ini diakibatkan tubuh membutuhkan pasokan darah sehingga jantung menuntut arteri untuk memasok darah yang lebih banyak.
Namun, adanya plak akibat dari timbunan kolestrol di dalam arteri menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan normal.
Pengirim: (Martha Heriniazwi Dianthi)
Related Posts