Manchester United era Sir Alex Ferguson dijuluki sebagai "Tim Spesialis Comeback"
dan mereka menunjukkannya ketika membuka tahun baru 2003 silam.
Bagi Anda yang baru menggemari sepakbola dan bukan fans Manchester United, pasti terheran-heran bagaimana mungkin tim seperti United punya basis penggemar yang luar biasa besar di dunia.
Setidaknya dalam dua musim terakhir United tak pernah bisa meraih gelar bergengsi, tak punya pemain yang memiliki aura idola tinggi, dan gaya permainannya sangat membosankan. Tim seperti ini rasanya sukar memiliki penggemar fanatik.
Namun ketika berbicara The Red Devils pada era sebelumnya, terutama dalam dinasti Sir Alex Ferguson, ketiga hal di atas pasti mampu dibantah dengan mudahnya.
Di masa itu United adalah tim yang bergelimang gelar, punya sosok dengan aura idola tinggi mulai dari Eric Cantona, David Beckham, hingga Cristiano Ronaldo, dan tentunya memiliki gaya bermain yang sedap dipandang plus memacu adrenalin.
Faktor terakhir itulah, yang kemungkinan besar jadi alasan utama mengapa United perlahan bisa membentuk basis suporter yang sedemikian besarnya di dunia. Siapa yang tak suka dengan tim yang hobi menghadirkan twist di akhir laga layaknya film-film Hollywood?
Ya, sebelum periode ini United punya julukan sebagai "Tim Spesialis Comeback". Julukan itu lahir karena anak buah Fergie begitu sering meraih kemenangan di saat-saat terakhir, seakan mereka tak mengenal kata "menyerah" sebelum peluit panjang tanda berakhirnya laga ditiupkan.
Tak Percaya? Contoh paling mudah bisa Anda lihat dari cara United meraih gelar Liga Champions musim 1998/99 lalu. Dua gol yang dicetak Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solksjaer di dua menit masa injury time, sukses membalikkan keunggulan 1-0 Bayern Munich.
Dan bertepatan dengan tahun baru 2016 ini, kita akan membahas soal comeback khas yang dilakukan United tepat 13 tahun silam yang sukses memeriahkan tahun baru 2003.
Kala itu Liga Primer Inggris musim 2002/03 memasuki matchday 22 dan United nyaman memimpin klasemen. Mereka kedatangan tamu yang berada dalam kondisi sebaliknya lantaran berjuang lepas dari zona degradasi, yakni Sunderland.
Menilik laga yang dimainkan di Old Trafford, mudah saja memprediksi Roy Keane cs akan menang mudah atas tim asuhan Howard Wilkinson. Tapi apa yang terpapar di atas lapangan, sungguh bertolak belakang.
United dan publik Old Trafford dibuat terdiam saat laga baru berjalan lima menit
Sebuah serangan sederhana Sunderland sukses berbuah gol, akibat Juan Sebastian Veron salah mengantisipasi umpan diagonal Marcus Stewart.
Tertinggal satu gol, United lantas membombardir habis lini pertahanan Sundeland. Namun The Black Cats beruntung punya kiper sekelas Jurgen Macho. Ia tampil begitu brilian hingga setidaknya membuat delapan penyelamatan krusial.
Namun mentalitas super United berbicara di sepuluh menit akhir laga. David Beckham jadi penandanya pada menit 81, dengan menyeimbangkan kedudukan menjadi 1-1 usai memaksimalkan umpan manis Rio Ferdinand.
Comeback khas Si Setan Merah akhirnya terjadi ketika pertandingan memasuki injury time menit perdana. Adalah Paul Scholes yang jadi pahlawan berkat tandukannya memanfaatkan umpan silang Mikael Silvestre berhasil menjebol jala Macho. United pun berbalik unggul 2-1 dan akhirnya memastikan kemenangan!
yeaah...I miss MU once again....
Related Posts